Senin, 26 April 2010

Selasa, 27 April 2010
Pelajar Unggulan, Diterima di UGM, Tapi Tak Lulus Unas Sekolah Nilai Banyak Kejanggalan
SAMARINDA. Kejanggalan hasil Ujian Nasional (Unas) dirasakan di beberapa sekolah. Hasil Unas dianggap tak wajar. Apalagi saat melihat prestasi pelajar di sekolah yang dianggap unggul dan berprestasi.

SMK Negeri 1 Samarinda salah satunya. Dari 369 pelajar yang mengikuti Unas, ada 10 orang yang tidak lulus. Bahkan tiga diantaranya adalah pelajar unggulan yang dikenal memiliki prestasi yang membanggakan.

Salah satunya adalah Akbar yang mendapat nilai 9 untuk matematika. Namun nilainya jatuh di bahasa Indonesia dengan hanya meraih angka 3. Hal yang sama juga terlihat pada nilai Elli Mustofa yang rata-rata meraih nilai 8. Namun hanya karena ujian teorinya mendapat nilai 2,75, maka ia harus mengulang.

"Kami merasa ada yang aneh saja. Dari sepuluh pelajar yang tidak lulus, sembilan diantaranya tidak lulus dalam pelajaran bahasa Indonesia. Sementaranya, satu pelajar yaitu Elli tidak lulus pada ujian teori. Padahal anak ini merupakan pelajar terbaik di sekolah kami. Nilai ujian nasionalnya bagus, kecuali teori" ungkap Suwar, Kepala SMKN 1.

Suwar mengaku tidak menyalahkan siapapun. Hanya saja, ia mengimbau agar pemerintah bisa melaksanakan Unas dengan cermat dan teliti. Karena, ketidaktelitian percetakan mengakibatkan pelajar yang dirugikan.

"Unas menyita perhatian semua pihak. Soal dijaga ketat hingga sampai di kelas. Tetapi, akibat tidak teliti percetakan, pernah terjadi di sekolah kami pada pelajaran Matematika soal tertukar. Untung saja segera diketahui oleh pelajar," tambah Suwar.

Sementara itu hal yang sama juga terlihat di SMK Negeri 4 Jl Ahmad Dahlan. Dari 360 jumlah peserta Unas, 7 diantaranya tak lulus dan harus mengulang. Salah satunya Tias Sinta yang merupakan pelajar SMKN 4 yang selalu masuk tiga besar di sekolah.

Tias mendapat nilai 8,5 untuk Matematika, 7,8 untuk bahasa Indonesia dan nilai praktik kompetensi 9,9. Namun, Tias terpaksa harus mengikuti Unas Ulangan karena nilai teori praktiknya 2,75.

Sementara itu, hal yang sama juga menimpa Narti, nilai matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris serta nilai praktik kompetensinya 7 dan 8. Tetapi, Narti dinyatakan tidak lulus pada Unas Utama karena nilai teori praktiknya 2,75.

"Mayoritas anak kami yang mengulang memang banyak di bidang teori praktik. Sementara nilai pelajaran lain, bagus-bagus semua rata-rata diatas enam," ungkap Ramli, Kepala SMKN 4 didampingi Agus Tridoyo, Sekretaris Unas SMKN 4.

Sementara SMAN 1 yang merupakan sekolah unggulan, tak luput dari pelajar yang harus mengulang. Suardi, Kepala SMAN 1 yang ditemui mengatakan, dari jumlah peserta Unas yaitu 351 orang, terdapat 11 pelajar yang tidak lulus. Yakni 4 pelajar Jurusan IPA dan 7 pelajar Jurusan IPS.

"Dari mata pelajaran yang mengulang memang beragam. Untuk IPA lebih banyak jatuh pada pelajaran Biologi, untuk IPS yaitu pelajaran Matematika. Masalahnya, dari pelajar yang tidak lulus ini sembilan diantaranya menerima Paket Soal B dan dua Paket Soal A. Saya tidak tahu, apakah soal B lebih sulit?" kata Suardi.

Menurut Suardi, dari pelajar yang tidak lulus dalam Unas utama ini ada pelajar yang sudah diterima di Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta. "Tapi kami yakinkan kepada anak kami, bahwa masih ada ujian ulangan. Diharapkan, melalui ujian ini pelajar bisa lulus semua," tambahnya.

Di SMKN 7 Jl Aminah Syukur, tingkat kelulusan mencapai 96,8 persen. Dari 250 pelajar dan ada 7 orang yang tidak lulus. Untuk SMK Negeri 13 Loa Bahu, dari 13 pelajar yang ikut Unas hanya 3 pelajar yang lulus, sementara 10 harus mengulang.

Pelajar SMK Niagara Jl Ahmad Dahlan juga harus menerima pil pahit. Dari 107 pelajar, ada 18 orang yang tidak lulus. Bahkan SMK Nuri lebih memprihatinkan. Dari 71 pelajar hanya 38,3 persen atau 27 pelajar yang lulus. Sementara 61,9 persen atau 44 pelajar tidak lulus. 30 pelajar diantaranya tidak lulus pada Jurusan Teknologi Informasi. (ici) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar